welcome to my sweet blog

ketika bingung, maka menulislah. ketika bingung ingin menulis apa, maka cobalah untuk menuliskannya.

Rabu, 08 Agustus 2012

Rinduku Ibuku


Rinduku Ibuku

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Tanpa sadar, jalan hidup tlah mulai
Menghela napas kehidupan
Melaju bersama ketidaktahuan
Adzan Iqamah pun parau seiring terlahir
Ibu merelakan jiwanya demi kelahiran buah hati

Mama, Ibu, Bunda, Ummi
Wanita mulia, muara cinta yang harmonis
Ucapanmu, UcapanNya
Ridhomu, RidhoNya
Cintamu, Rahmat dariNya

Ibu...Ibu...Ibu...
Ibu tempat berkeluh kesah
Ibu tempat tuk bermanja
Ibu yang rela terkuras waktu dan tenaga
Ibu pengisi ruang kosong dalam hidup
Engkaulah dermaga setiap insan hati

Tetesan cinta kau jadikan lautan
Embusan sayang kau buat mengudara
Qalbu pun kau isi denganNya
Lautan Firman, alunan AsmaNya
Kau hadirkan di hati
Lonceng kesetiaan pun tak pernah berhenti
Engkau yang perkenalkan Islammu
Membuka mata batin, meresap perlahan
Engkaulah penuntun pada cinta Sang Khalik

Malang...
Pintu keremajaan menyambut kehadiran
Terguncang desahan menjadikan belantara
Kesombongan, keangkuhan, bak badai terganas
Tersesat saat melaju
Terpisah jauh dari lautan hikmah KalamNya
Di telaga bijan Iqro’Nya pun terabaikan

Kalian telah lupa...
Balasan apa bagi Ibumu?
Apa yang mampu engkau berikan?
Tega...

Engkau menghardiknya !
Engkau mencaci makinya !
Engkau membuatnya menangis !
Lupakah engkau ?
Engkau hanyalah seorang hamba
Engkau hanyalah titipan Allahu Akbar
Engkau tanggung jawab orangtuamu
Mengapa engkau begitu kejam ?
Mengapa kau buat mereka menangis ?
Mengapa kau malah menyusahkan mereka ?

Ya Allah... Ya Ghoffar...
Engkau sumber ilham
Terangi cahaya hidayahMu
Kuatkan awak kapal keimanan kami

Penyesalan fil akhir
Dada ringkih ini sesak
Terlamun dalma kehampaan
Tiada lagi Ibu pengingat keimanan
Tiada lagi Ibu penasihat handal
Tiada lagi Ibu pelipur kelaraan

Hanya genangan air yang mampu keluar dari kediaman mata
Angin nestapa terasa menjelajahi tubuh
Tersentak dari alpa Sang Ibu
Pucat hati terasa memuncak
Mendobrak dalam kerinduan

Yaa Rahmaan... Yaa Rahiim... Yaa Ghoffar...
Ampunkan dosa kami
Berikan sisiMu bagi Ibu
Jagalah Ibu dalam kasih sayangMu

Ibu...maafkan aku
Teringat ku akan mutiara katamu
Teringat waktu yang tlah kita arungi
Terngiang selalu tilawah indahmu
Menukik pelan inginku jumpa denganmu
Andai Sang Waktu dapat kembali
Kan ku jaga dirimu Ibu, selamanya...


May   , 2010
-          Puisi ini dipersembahkan bagi seluruh kaum Ibu dan calon Ibu di dunia
-          Puisi ini diikutsertakan dalam lomba puisi dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah & Ikatan Keluarga Mahasiswa Akademi Kebidanan Aisyiyah Palembang 2009-2010
-          Juara II lomba puisi tahun 2010

Indonesiaku Fana


Indonesiaku Fana
(Refleksi Kehidupan Fana)

Romantisme kehidupan
Bermain, bergelayutan, mengiri nada kemanusiaan
Serumpun nuansa tiada pernah sama

Fatamorgana oasis menyegarkan
Menyejukkan tapi tipuan
Bagai perlombaan respirasi setiap makhluk
Tak pernah ada yang mau mengalah
Harta dan tahta menjadi pilihan
Setiap yang bernapas berpacu dalam kemunafikkan
Benyak duka dibiarkan terluka
Tiada usaha pemulihan
Bersuka pun tak kenal situasi
Mencengkan bagi tak mampu

Dimana kemanusiaan itu?
Tak pernah adakah persamaan kedudukan?
Walau hanya sekedar dalam pemuasan kehidupan
Mengapa begitu terlihat jelas berbeda?

Kecil...semakin mengecil
Besar...semakin membesar
Tak tertoleh sedikit pun tuk melengkapi
Mengapa ini yang terjadi pada Indonesia fana?
Aku terpekur rinduku
Nurani batin sering kali menagih
Hanya menginginkan melodi indah tuk mewarnai hidup
Agar tiada lagi kasta

Wahai makhluk Tuhan...
Bukalah telapak tangan kalian !
Ringankan hati kalian !
Gerakkan dengan motor keikhlasan
Lihatlah sekeliling kalian !
Banyak yang mengharapkan kedatangan kalian



May 4th, 2010
-Puisi ini diikutsertakan dalam event FLS2N (festival dan lomba seni siswa nasional) 2010 Kota Palembang
-Tema Humanisme
-Dibuat pada saat hari-H lomba dan dibacakan di pentas perlombaan
- Juara II Lomba Cipta dan Membaca Puisi tingkat SMA se-Kota Palembang tahun 2010



Senin, 30 Juli 2012

Hentikan Kegetiran Pertiwi !!!


Sssttt !!!
Ibu Pertiwi sedang terlelap
Lelap dalm kegetiran
Pahit, pedih, hampa, murka

Bayangkan !
Bayangkan wahai pemuda !
Tak ingatkah engkau tetesan-tetesan keringat dan darah mereka?
Lupakah engkau dengan timah panas menembus jantung mereka?
Menjadikan akhir perjumpaan dengan fananya dunia
Mereka...pahlawan bangsa
Tabir kejayaan

Gelora semangat membuncah
Namun kini terpuruk
Nasionalisme tajam
Kini pun memudar
Naif...
Tiada pengakuan

Bukan...bukan...bukan...
Ini bukan sekedar bunga tidur
Ini adalah duri bunga
Segelas romantika kecanggihan engkau jadikan lautan
Namun sayang...
Tak kau sisihkan barang seteguk penghargaan para pahlawan
Apakah tak kau lihat Ibu Pertiwi menangis?
Menyaksikan para kunci bangsa terlena
Akar historis nasionalisme terbuang

Wahai pemuda bangsa !
Sekaranglah saatnya
Bangkitlah ! Bersatulah !
Hentikan bulir-bulir air mata Pertiwi
Dengan mata terbuka, hati nurani, dari sunyi ke bunyi
Tunjukkan cinta bangsa negara kalian !
Walau waktu menjadi primadona



May 4th, 2010
By: Rahmi Septiani Putri
-Puisi ini diikutsertakan dalam event FLS2N (festival dan lomba seni siswa nasional) 2010 Kota Palembang
-Tema Nasionalisme
- Juara II Lomba Cipta dan Membaca Puisi tingkat SMA se-Kota Palembang tahun 2010



 this's special to my lovely family :*

Jumat, 20 Juli 2012

untitle - 25


Aku tahu
Kata sulit ataupun susah
Adalah kata yang tak akan pernah pantas diucapkan
Tapi apa daya jika memang itu yang terasa

Begitu sulit untuk ku temukan seorang yang setia
Aku tak ingin berjuta orang ada di dekatku
Aku tak butuh berjuta orang ada menemaniku
Jika mereka tak setia
Jika mereka tak bahagia menemani

Aku pun bingung
Mengapa selalu dengan mudahnya
Aku keluarkan air mata menganak sungai
Hingga pandangan tak sampai ke ujung dunia
Bibir pun kaku terasa
Lekat tak ingin melepas diri
Pekat terasa merajai seluruh raga
Suram kelabu bergenang dalam jiwa
Berenang menyelimuti seluruh batin dengan kekalutan

Terasa putus semua asaku
Sudah lelah menjelajahi dengan beribu putaran dunia
Belum satu pun dapat ku temukan
Seorang yang dapat meyakini hati kecil ini
Yang selalu berharap untuk dapat mengubah jalan hidupku
Menuju surga yang akan berpangkal dan berujung bahagia dunia akhirat

April 4th, 2010

untitle - 24


Bintang temani langit malam
Harum laut pun hampiri pantai
Dengan berjuta taburan kerinduan merajai
Membawa permata kebahagiaan

Begitu diinginkan
Dipuja semua ciptaan
Dengan rajutan tali kasih sayang
Dengan sulaman kuat
Tak kan terputus terpisah
Bak laut dan langit
Yang tiada pangkal maupun ujung

Betapa tajam kerinduan dan kasih sayang
Hingga tembus melapisi jiwa raga
Tak pernah tergantikan
Insan impian hati
Bagai hati yang terbelah dua
Dan telah memiliki pasangannya masing-masing
Yang akan melengkapi kepingan hati itu
Menjadi sebuah hati yang sempurna


December 24th, 2009

Special for You Mom...Dad...


Biarkan aku tetap menjadi anak kecil di matamu
Biarkan aku tuk bisa merasakan
Hangatnya cinta dan kasih sayangmu
Biarkan aku tetap menjadi peri kecilmu
Biarkan aku tuk selalu memberikan senyum keceriaan
Dengan permainan balita itu



Biarkanlah aku tuk tidak menjadi dewasa
Biarkanlah aku tuk terus bermain dalam dunia anak kecil
Karena aku belum sanggup tuk menghadapi dunia
Karena aku belum sanggup tuk membuka kehidupan baru
Karena aku belum sanggup dan belum siap
Tuk kehilangan masa kecilku
Karena aku tidak mau kehilangan cinta dan kasih sayangmu

Aku ingin seperti dulu
Aku ingin tetap menjadi peri kecilmu
Aku ingin selalu mendapatkan dekapan dan kecupanmu
di setiap detik hidupku
Aku ingin selalu dijaga dan disayangi olehmu

Kalian yang mengajariku segala sesuatu
Kalina yang membuatku mengerti semuanya
Kalianlah yang dapat mengerti aku

Mama...Papa...
Maafkan semua salahku
Maafkan aku yang selalu merepotkan
Maafkan aku yang selalu membuatmu khawatir
Maafkan aku yang telah membuatmu berkorban untukku
Maafkan aku yang pernah membuatmu menangis
Terima kasih Mama...Papa...
Terima kasih telah dan selalu mencintai dan menyayangiku
Terima kasih telah melahirkan dan selalu merawatku
Terima kasih telah dan selalu berkorban untukku

Kalian kan selalu ada di hatiku
Selamanya


300409
April 30th, 2009


Kamis, 19 Juli 2012

Kaulah Pilihan Hatiku

Kutepis semua bujukan di kehidupan
Kutahan setiap detik perasaan
Kucoba tuk lupakan bayangan
Namun keteguhan hati mulai tergoyahkan

Begitu banyak cerminan hati bak es
Telah tak mampu berdiri kokoh
Dan tetap pada wujudnya
Terlelehkan oleh api cinta pancaranmu
Apakah kau sengaja mengusik hatiku?
Aku tak tahu

Lembaran diary kugoreskan tinta waktu
Kulukiskan warna-warni hatiku
Di buku hati itu
Saat kutemukan keteduhan di balik senyummu
Tak dapat lagi kucoba bertahan
Perasaan terpendam telah terkikis waktu yang bergulir
Kekuatan hati telah rapuh
Tak sanggup lagi menyembunyikan peri kecil
Yang bermain di benakku

Mungkin saat inilah yang terbaik
Dapat kuungkapkan ukiran hati ini
Tuk mengatakan padamu
Aku telah memilih dirimu
Tuk warnai hatiku

"Idola?"

Kulihat kesejukan dari dirimu
Decak kagum terlantun dari bibir kecil
Pandangan pertama kesan terindah
Dirimu seolah cermin diri tuk melangkah

Awalnya hanyalah bagai dinding pembatas
Terpisah dan memisahkan diri dengan keinginan
Ketakutan dan keengganan bermain di hati
Bagai bencana jika kan bertemu

Tapi
Semua terlenyapkan oleh waktu
Sudut memutar berbeda 180 derajat
Ketakutan keengganan meleleh
Berubah keberanian dan semangat
Mengubah diri hingga mengerti
Merasa dan memahami itulah dirimu
Sangat jelas dan pantas kukatakan
Kaulah idolaku

Cintaku tak seindah pelangi
Hatiku tak secerah mentari
Kehidupanku layaknya hal yang membosankan
Tak ada perubahan pada setiap detik kenangannya

Selasa, 31 Januari 2012

Cinta itu adalah Kamu


Cinta itu adalah Kamu

Kalau kau tanya
Apa itu cinta?
Lihatlah di mataku
Cinta telah meninggalkan jejak cahayanya di sana

Kalau kau tanya
Kenapa bisa begitu?
Jawabannya adalah kamu

Kalau masih ada pertanyaan
Kenapa harus kamu
Terus terang
Aku tak sanggup menyampaikan isyarat hatiku


By: ksd

Hatiku


Berkeping koin gemerincing
Berirama ceria mengisi ruang hampa
Datang ombak menepi pada batuan
Laksana buih pantai bergerumul berbicara
Begitulah hatiku saat ku temukan cinta pada dirimu

Tak telukiskan
Tak terbayangkan
Tak dapat digenggam
Tak dapat dirangkul
Semua hanya dapat ku rasakan

Lembaran kertas cinta semakin terlepas
Dari buku cinta hatiku tuk dirimu

Hanya untukmu
Ku ikhlaskan benih kasihku
Hanya untukmu
Ku relakan cintaku


By: dsk